Press Release



PRESS RELEASE

International Documentary Film Festival
Dan Kompetisi The SBM Golden Lens Documentary Film Festival
25 – 29 September 2012

EVENT VENUE:
Erasmus Huis
Jl.H.R. Rasuna Said kav. S-3
Kuningan – Jakarta 12950

SEMUA PEMUTARAN GRATIS DAN TERBUKA UNTUK UMUM

International Documentary Film Festival (IDFF) akan melangsungkan edisi keduanya pada bulan September ini. Acara ini terselenggara dengan didukung oleh festival film dokumenter terbesar dan tertua di dunia, International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA). Mulai tanggal 25 hingga 29 September, Erasmus Huis akan menampilkan beberapa film IDFA terbaik dan film dokumenter peraih penghargaan internasional lainnya secara gratis untuk umum.
“Sejak edisi pertama tahun lalu, IDFF telah berhasil dalam menciptakan kesadaran berbagai pihak dalam mendukung dan mendorong kerjasama antara masyarakat sipil melalui karya video/film.
Tahun lalu, IDFF memutar 8 film dokumenter internasional disertai dengan 20 film dokumenter pendek lokal finalis kompetisi. Kesemuanya mendapat tanggapan positif dari para penonton. Tahun ini, IDFF memperbanyak seleksinya, 17 film dokumenter internasional dari seluruh dunia dan 20 finalis kompetisi dokumenter pendek sebagai bagian dari SBM Golden Lens Documentary Awards akan ditayangkan dengan target penonton yang lebih luas,” ucap Jeroen Gankema, chair of the board.
Di antara 17 film yang berada dalam program, dengan bangga IDFF akan mempersembahkan National Premiere untuk film Marley arahan sutradara Kevin MacDonald, sebuah film dokumenter yang telah lama dinantikan tentang musik, kehidupan dan peninggalan Bob Marley. Film ini akan menjadi film penutup IDFF pada tanggal 29 September 2012.


Berikut adalah beberapa judul yang menjadi highlight:

1. Marley oleh Kevin MacDonald (Amerika Serikat, Inggris)
NATIONAL PREMIERE
Daya tarik universal Bob Marley, pengaruhnya pada sejarah musik dan perannya sebagai seorang nabi sosial dan politik merupakan hal yang unik dan tak tertandingi. Film ini mengangkat kisah kehidupan sang musisi legendaris revolusioner sejak awal perjalanannya hingga puncak ketenarannya. Dibuat dengan dukungan dari keluarga Marley, dokumenter ini menampilkan rekaman-rekaman langka, penampilan panggung yang spektakuler dan wawancara orang-orang terdekatnya.
Pemutaran sebelumnya:
- Berlin International Film Festival 2012
- South by Southwest Film Festival 2012
- Hot Docs International Film Festival 2012
- Karlovy Vary Festival Film 2012


2. Saving Face oleh Daniel Junge dan Sharmeen Obaid-Chinoy (USA, Pakistan)
Setiap tahun, ratusan orang, sebagian besar perempuan, diserang dengan acid di Pakistan. Film ini mengikuti beberapa dari korban, perjuangan mereka untuk mendapatkan keadilan, dan dokter bedah plastik Pakistan yang telah kembali ke tanah airnya untuk membantu mereka memulihkan wajah mereka serta kehidupan mereka.
Pemenang piala Oscar pada Academy Award 2012 untuk Best Documentary (Short Subject)


3. Aung San Suu Kyi - Lady of Fear oleh Anne Gyrithe Bonne (Denmark)
Lady of Fear menggambarkan kehidupan Aung San Suu Kyi dengan kuat dan mengagumkan serta menunjukkan beberapa konsekuensi dari perjuangannya demi kebebasan, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk teman-teman terdekat dan keluarga.
Pemutaran sebelumnya:
- CPHDOX Festival 2010, Kopenhagen
- International Buddhist Film Festival 2012


4. Bus 174 oleh José Padilha & Felipe Lacerda (Brazil)
Pada tanggal 12 Juni, 2000, sebuah bus penuh penumpang dibahak di Rio de Janeiro pada siang bolong. Pembajaknya, Sandro do Nascimento, meneror korban-korbannya dan ketika ia akhirnya setuju untuk menyerah serta peristiwa ini hampir  berakhir, polisi berusaha menembaknya, dan justru membunuh salah satu sandera yakni seorang wanita muda. Seluruh kejadian ini disiarkan langsung, memicu pemberontakan di kalangan penduduk. Film dokumenter ini bercerita tentang insiden itu, dengan wawancara yang berfokus pada Sandro do Nascimento, masa kecilnya, dan bagaimana mau tidak mau ia ditakdirkan untuk menjadi bandit.
Bus 174 terpilih sebagai "satu dari sepuluh film terbaik tahun ini" oleh The New York Times. Film ini telah memenangkan lebih dari 23 penghargaan di seluruh dunia, termasuk Emmy Award untuk Outstanding Cultural & Artistic Programming pada tahun 2005 dan Amnesty Awards di Belanda.


5.  TT: Closer to the Edge oleh Richard de Aragues (Inggris)
Bagi pembalap motor, Guy Martin, hanya ada satu pilihan: "Memenangkan pertandingan". Pertandingan tersebut adalah The Isle of Man Tourist Trophy, atau TT, yang telah diadakan sejak 1907 dan terkenal sebagai pertandingan balap paling berbahaya di dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, Martin yang sulit diatur namun karismatik bekerja di garasi. Namun gairah terbesarnya adalah sepeda motor. Dia adalah salah satu orang yang paling diikuti kariernya dalam pertandingan balap motor paling penting sepanjang tahun, Martin telah kehilangan beberapa teman dan kolega di sirkuit, namun hal ini tidak menghentikan dia dalam mengambil risiko. Rekaman arsip, adegan-adegan dari kehidupan Martin, dan wawancara dengan orang-orang yang terlibat dalam olahraga, semuanya terbangun menuju satu klimaks: lima pertandingan balap di TT 2010. Dinarasikan oleh Jared Letto, film ini adalah sebuah kegilaan yang menarik.
Pemutaran sebelumnya:
- Athens Film Festival 2011
- Zurich Film Festival 2011
- Luxembourg City Film Festival 2011

Description: Bully_Project.jpeg
6.     The Bully Project oleh Lee Hirsch (Amerika Serikat)

Direktur Lee Hirsch memfilmkan lima anak-anak yang di-bully dan orang tua mereka. Dua keluarga kehilangan anak-anak mereka dengan cara bunuh diri sebagai akibat dari bullying. Film dokumenter ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran di antara sesama siswa, guru, dan pengurus sekolah tentang keseriusan masalah ini. Film ini memungkinkan para remaja pemberani yang sedang mengalami penderitaan ini untuk mengutarakan pendapatnya.

Pemutaran sebelumnya:
- Tribeca Film Festival 2011
- Hot Docs International Documentary Film Festival 2011
- LA Film Festival 2011


7.     Undefeated  oleh Daniel Lindsay & T.J. Martin (Amerika Serikat)

Sebuah film dokumenter yang mengikuti tim sepak bola Amerika Manassas Tigers, sebuah tim sepak bola Amerika yang sangat kekurangan dana dan miskin. Mereka bahkan disewa sebagai tim latihan untuk sekolah-sekolah yang lebih sukses. Film ini menunjukkan bagaimana mereka membalik nasib mereka, berkat  bantuan pelatih Bill Courtney.

Pemenang piala Oscar pada Academy Award 2012 untuk Best Documentary (Features)
Film-film lainnya dalam program:
1.      Buddha’s Lost Children oleh Mark Verkerk (Belanda, Prancis)
2.      We Feed The World oleh Erwin Wagenhofer (Austria)
3.      The Ambassador oleh Mads Brugger (Denmark)
4.      Back to the Square oleh Petr Lom (Norwegia, Kanada)
5.      Sins of My Father oleh Nicolas Entel (Argentina, Kolombia)
6.      China Blue oleh Micha X. Peled (USA)
7.      Bitter Seeds oleh Micha X. Peled (USA)
8.      Bottled Life oleh Urs Schnell (jerman, Switzerland)
9.      La Vie Moderne oleh Raymond Depardon (Prancis)
1.  El Sistema oleh Paul Smaczny and Maria Stodtmeier (Jerman)

Selain pemutaran film dan kompetisi SBM Golden Lens Documentary Film Festival, kami akan mengadakan beberapa workshop yang akan mempertemukan para pembuat film dokumenter berbakat dan memberikan wadah untuk mengasah keahlian, bertemu dengan rekan-rekan pembuat film dokumenter lainnya serta belajar langsung dari para ahli kelas dunia dalam rangka mengembangkan  kemampuan memproduksi film dokumenter.

Untuk informasi lengkap dan foto film, hubungi Fajar di ariossatria370@gmail.com / 0896 7077 92.

1 komentar:

Syafiq Basri mengatakan...

Bagus Fajar... Tetapi, mestinya berbagai judul dan ulasan pendek film itu diberikan sebagai 'lampiran'.

Posting Komentar